The Marriage between Sains and Art

Minggu, 09 November 2025

Bapak sudah tiada

Bolehkah pak, kembali lagi?

Bolehkah, Allah, kau berikan dia hidup sekali lagi

Tidak apa jika hanya beberapa menit,

Beberapa detik pun tak apa

Aku ingin meminta maaf

Aku ingin berterima kasih

Aku ingin membahagiakanmu dengan serius, sekali saja

Aku ingin bercerita

Aku ingin mendengarkan

Aku ingin ditidurkan sambil dibacakan shalawat

Aku ingin makan bersama lagi

Aku ingin di sampingmu saja meski kadang tidak ada percakapan yang tercipta

Membekukan setiap detik dengan mata dan kepala

Memastikan semuanya terkeam sempurna

Bapak, usia 55 sungguh masih muda

Orang-orang di Jepang hidup hingga angka seratus

Kenapa Bapak secepat itu pergi

Tak bisa kah lagi aku melihatmu menyeruput kopi pagi hari di teras rumah

Tak bisa kah aku mendengar dengkuran tidurmu lagi

Tak bisa kah kau membanggakan capaian-capaiannku lagi yang tidak seberapa ke hadapan dunia

Pak, bolehkah hidup lebih lama lagi?

Sudah 3 tahun sejaka Bapak pergi, rasa kosongnya masih sama

Rasa beratnya masih tak hilang

Boleh kah kembali lagi?

Agar setidaknya rasa rindu berkurang, meski sedikit

Entah akan memakan waktu berapa tahun hingga semuanya ringan

atau mungkin tidak pernah benar-benar ringan

atau mungkin akan selalu terasa berat hingga akhir waktu ku di dunia

Pak, bolehkah berjumpa lagi?


Read More

Kamis, 23 Oktober 2025

Selamat Empat Tahun: Cerita Kelahiran Kiara

Tanggal 23 Oktober 2021 pukul 6:00 pagi, Ibu menyadari bahwa Ibu pendarahan, sudah menunggu sejak awal, menanti nanti anak Ibu lahir

Sejak pagi sampai pukul 22:00, pembukaan tertahan di pembukaan 2, karena tidak ada progres, Bu Bidan berinisiatif untuk menginduksi agar kontraksi semakin intens, dan cepat dilahirkan

Kalau sekatang Ibu berfikir, sepertinya emamng pembukaan awal akan memakan waktu lama, dan tidak apa-apa, karena tidak ada pecah ketuban atau komplikasi lainnya

Induksi membuat kontraksi semakin kuat dan kuat. Memejamkan mata sulit. Ibu tidak bisa tidur sama sekali. Kata bidan harus berbaring ke kanan agar mempercepat pembukaan. Namun ternyata posisi baring ke kanan adalah yang paling sakit. Ibu menahan-nahan agar Kiara segera lahir. Ibu mempersilahkan Bapak tidur malam agar besok Bapak bisa gantian jaga Kiara (I think that was the most valid proof that I love him becasue it was the hardest; I have to go through all the pain by myself that night).

Sebelum persalinan datang, Ibu sudah menyiapkan mental bahwa melahirkan akan sangat sakit sekali. Kemudian Ibu membayangkan rasa sakit yang paling sakit yang pernah Ibu rasa: baik akan seperti ini kira-kira rasa sakitnya. Namun ternyata sakit saat-saat kontraksi pembukaan menembus batas atas neraca rasa sakit yang Ibu punya. It was just unimaginable. Ibu bahkan lupa caranya makan. Benar-benar tidak bisa mengunyah makanan. Ibu makan terakhir pukul 21:00 dengan ayam goreng dan nasi. Ibu bersykur sekali saat itu Ibu makan banyak, karena ternyata sesudahnya Ibu tidak bisa makan lagi.

23 Oktober 2021 pukul 3:00 pagi Ibu masuk pembukaan 4 dan 4:30 pagi pembukaan 5. Akhirnya Ibu dipindah ke ruang bersalin.

Pukul 06:00 Ibu sudah masuk bukaan 8. Rasa sakit sampai ke ubun-ubun. Bapak menenangkan. Enin dan abah datang. Abah menunggu di luar. Enin masuk ke ruang bersalin. Ibu bilang "sudah sudah.. tidak kuat.. tidak kuat". Kata enin kalau rasanya sudah sangat tidak kuat, berarti waktu persalinannya semakin dekat. Bapak mencoba menyuapi, katanya "satu suap saja". Tapi sungguh Ibu tidak bisa mengunyah atau membuka mulut untuk makan. Otak seperti lupa caranya.

Sekitar pukul 06:20 Ibu masuk bukaan 9. Bu Bidan melarang untuk mengejan. Ibu menahan sekuat tenaga, namun otot bagian bawah seperti berjalan sendiri. Ketuban pun pecah. 

23 Oktober 2021 pukul 6:30 pagi Ibu bukaan lengkap. Namun Bu Bidan mengalami early morning call. Jadi Ibu harus menunggu Bu Bidan 10 menit ke toilet.

23 Oktober 2021 pukul 6:40 pagi akhrinya Kiara lahir. Rasa sakit sebelumnya saat kontraksi hilang begitu saja saat Kiara sudah keluar. Ternyata film-film itu salah. Bagian mengejan itu bagian paling mudah. Lalu Ibu dijahit sana sini. Tentu sakit tapi karena Ibu sudah melalui yang paling sakit; maka bagian ini menjadi lebih mudah. Lalu Kiara diadzani Bapak dan dimandikan Bu Bidan. 

Kiara kemudian tumbuh dan berkembang bersama Ibu dan Bapak. Kiara kemudian membawa sangat banyak sekali kebahagiaan. Ibu dan Bapak berhutanga banyak senyum dan tawa dengan Kiara.

Selamat empat tahun ya, nak. Ibu dan Bapak sayang Kiara selalu dan selamanya :)

Read More

Senin, 15 September 2025

Jalan panjang yang sepi

Aku memeluk diriku lama sekali

Menangis - menjalani hari - lalu menangis lagi

Kata-katanya sejak siang tadi,

namun malam hari mengiris-ngiris sakit sekali

Intonasi, cara berucap, dan kasarnya masih terekam tinggi dimensi

Lupakan saja agar sejenak kau bisa bernafas, kata hati

Namun otak terlalu payah, masih saja memutar rekanya berkali-kali

Barangkali beginilah adanya jalan sepi

Dijalani sendiri, panjang sekali

Menangis, meringis, tertawa, bercerita, menjalani hari

Ditelan mulut, menusuk jantung, tertahan kepala, ditendang kaki

Salahmu sendiri

Pilihanmu tersadar diri

Mungkin nerakamu dimulai sejak dini


Read More

Selasa, 05 Agustus 2025

Ada yang lebih berwarna sejak matahari tenggelam

Ada yang lebih berwarna sejak matahari tenggelam

Hatinya mungkin kelam

Namun warna bajunya pink dan terkadang kuning neon

Biasanya hanya abu-abu, hitam, atau coklat

Kini lebih sering memakai kacamata hitam besar sambil berpose

Terlihat lebih berbahagia, atau sedang menutupi rasa sedihnya

Meski awan hitam yang membawa hujan bisa datang kapan saja

Semoga kau tak pernah kehilangan warna

Tetap berbahagia ya :)

Read More

Minggu, 27 Juli 2025

Waktu berhenti di bulan April (2)

Di antara awan abu-abu di atas kepalamu

Bolehkah kita meminum teh sore ini?

atau berjalan sore sambil melihat bunga di pinggir jalan

Menikmati matahari tenggelam dan merasakan sinarnya mendarat hangat di pipimu

untuk menyadari,

barangkali kau lupa bahwa kau masih hidup

sehingga, bolehkah sedikit saja kau tersenyum?

Tak ada lagi yang mengejarmu malam hari kala kau menangis,

seperti 3 tahun lalu,

oleh dia yang membagi kode jejak biru secara horizontal

Seringkali kau berharap kau menemukannya saat kau memejamkan mata

Seringkali kau membayangkan dia ada sambil menyeruput kopi dan cerutunya

Seringkali kau berharap, setidaknya kau bisa sekali saja ke rumah kubus

berharap kau bertemu kembarannya, seperti pengalaman orang-orang

Namun tersadar, meski ada tinta merahnya yang mengalir dibadanmu,

tak serta merta kau merasakan kehadirannya

Lalu kau menerima bahwa beban kerinduan harus kau bawa seumur hidup..

Read More

Minggu, 29 Juni 2025

Yang mencintaiku

Ada yang berdiri sebagai 'cheerleader'

siap bersorak untuk memupuk mimpi

"kemana saja ke sudut-sudut bumi" katanya

aku akan temani

di waktu malam yang temaram

aku berkutat, ia tidak memejam

kapan saja aku meminta tolong, 

ia akan datang

meski kadang sambil lupa menarik garis bibirnya

tapi ia akan selalu hadir disana

ia akan selalu datang

saat mulai menanjak, menapak

Ada yang berdiri sebagai 'safety net' 

siap menangkap kapan saja aku jatuh

Jika aku terlalu banyak mendaki dan mulai berkeringat, seringkali menangis karna sudah berdarah-darah,

ada yang berteriak "sudah turun saja, sudah pulang saja"

Aku, yang terlalu memikirkan bagaimana orang-orang memandangku

Aku, yang terlalu mementingkan penilaian orang lain

dengan engkau, yang seringkali tidak peduli dengan tatapan dan perkataan orang lain

"selama lingkaran pertamaku aman dan bahagia, aku menutup mata dan telinga atas suara dunia" katamu

Terima kasih sayangku,

sudah berada di sisi

Jalannya masih panjang,

semoga tak pernah tumbang

Read More

Sabtu, 28 Juni 2025

Thank yourself

They said, "Keep trying, you'll find a way."

But darling,

keeping on trying is draining.

It can eat you alive.

Trying—giving extra effort, yet still not being seen as good enough—is painful.

Sometimes, winning isn't about getting an award, being the best oral speaker at a conference, or securing millions in grants or projects.

Sometimes, winning is simply choosing to wake up each day, brave enough to face it.

Winning is continuing, even when it's hard.

Winning is finding joy in sipping your favorite coffee, despite the burdens of your work.

Winning is giving your best every day, even when no one sees it.

It’s about you.

And don’t forget to thank yourself.

— Me, in the middle of hectic PhD work

Read More

Rabu, 04 Juni 2025

Bersama Kiara

Bagaimana bermain di daycare hari ini?

Katamu senang, bermain pasir, panjat gunung, dan bermain sepeda

Bersama satu atau dua orang teman baikmu

Sensei siapa yang jadi favoritmu?

Katamu 'Ibu'

Kata Ibu, bukan, di sekolah, Kiara paling senang bermain dengan sensei siapa

Kata Kiara sensei X kurang menyenangkan, aku ingin bermain dengan Ibu saja

Ibu lagi

Ibu terus

Ibu terharu

Suatu pagi Ibu menguncir rambut sambil memasak nasi goreng di dapur

Kiara memandangi Ibu sambil duduk di sofa di ruang tamu

Katamu,

"Ibu cantik sekali"

Jika suara Ibu tinggi sedikit, Kiara menangis sejadinya merasa dimarahi

"Ibu tidak boleh marah"

Mungkin bagi Kiara Ibu malaikat, memberi kebahagiaan dan kehangatan, menawarkan pelukan kapan saja, tanpa kenal rasa kesal

Semoga akan selalu begitu

Semoga Kiara selalu nyaman dengan Ibu

Semoga Allah kasih Ibu sabar yang banyak dan bersyukur yang lebih banyak lagi

Mana mungkin dengan kondisi Kiara yang sempurna saat ini, Ibu kufur nikmat bahwa Allah baik sekali

Sekarang sudah 3 tahun bersama, Ibu belajar, Kiara belajar, semua hal jadi yang pertama kali

Maafkan Ibu dan terima kasih

Terima kasih karena Kiara membawa banyak bahagia yang dadapun tak sanggup menampungnya

-Chiba, 5 Juni 2025; sambil menunggu inkubasi secondary antibody

Read More