The Marriage between Sains and Art

Kamis, 23 Oktober 2025

Selamat Empat Tahun: Cerita Kelahiran Kiara

Tanggal 23 Oktober 2021 pukul 6:00 pagi, Ibu menyadari bahwa Ibu pendarahan, sudah menunggu sejak awal, menanti nanti anak Ibu lahir

Sejak pagi sampai pukul 22:00, pembukaan tertahan di pembukaan 2, karena tidak ada progres, Bu Bidan berinisiatif untuk menginduksi agar kontraksi semakin intens, dan cepat dilahirkan

Kalau sekatang Ibu berfikir, sepertinya emamng pembukaan awal akan memakan waktu lama, dan tidak apa-apa, karena tidak ada pecah ketuban atau komplikasi lainnya

Induksi membuat kontraksi semakin kuat dan kuat. Memejamkan mata sulit. Ibu tidak bisa tidur sama sekali. Kata bidan harus berbaring ke kanan agar mempercepat pembukaan. Namun ternyata posisi baring ke kanan adalah yang paling sakit. Ibu menahan-nahan agar Kiara segera lahir. Ibu mempersilahkan Bapak tidur malam agar besok Bapak bisa gantian jaga Kiara (I think that was the most valid proof that I love him becasue it was the hardest; I have to go through all the pain by myself that night).

Sebelum persalinan datang, Ibu sudah menyiapkan mental bahwa melahirkan akan sangat sakit sekali. Kemudian Ibu membayangkan rasa sakit yang paling sakit yang pernah Ibu rasa: baik akan seperti ini kira-kira rasa sakitnya. Namun ternyata sakit saat-saat kontraksi pembukaan menembus batas atas neraca rasa sakit yang Ibu punya. It was just unimaginable. Ibu bahkan lupa caranya makan. Benar-benar tidak bisa mengunyah makanan. Ibu makan terakhir pukul 21:00 dengan ayam goreng dan nasi. Ibu bersykur sekali saat itu Ibu makan banyak, karena ternyata sesudahnya Ibu tidak bisa makan lagi.

23 Oktober 2021 pukul 3:00 pagi Ibu masuk pembukaan 4 dan 4:30 pagi pembukaan 5. Akhirnya Ibu dipindah ke ruang bersalin.

Pukul 06:00 Ibu sudah masuk bukaan 8. Rasa sakit sampai ke ubun-ubun. Bapak menenangkan. Enin dan abah datang. Abah menunggu di luar. Enin masuk ke ruang bersalin. Ibu bilang "sudah sudah.. tidak kuat.. tidak kuat". Kata enin kalau rasanya sudah sangat tidak kuat, berarti waktu persalinannya semakin dekat. Bapak mencoba menyuapi, katanya "satu suap saja". Tapi sungguh Ibu tidak bisa mengunyah atau membuka mulut untuk makan. Otak seperti lupa caranya.

Sekitar pukul 06:20 Ibu masuk bukaan 9. Bu Bidan melarang untuk mengejan. Ibu menahan sekuat tenaga, namun otot bagian bawah seperti berjalan sendiri. Ketuban pun pecah. 

23 Oktober 2021 pukul 6:30 pagi Ibu bukaan lengkap. Namun Bu Bidan mengalami early morning call. Jadi Ibu harus menunggu Bu Bidan 10 menit ke toilet.

23 Oktober 2021 pukul 6:40 pagi akhrinya Kiara lahir. Rasa sakit sebelumnya saat kontraksi hilang begitu saja saat Kiara sudah keluar. Ternyata film-film itu salah. Bagian mengejan itu bagian paling mudah. Lalu Ibu dijahit sana sini. Tentu sakit tapi karena Ibu sudah melalui yang paling sakit; maka bagian ini menjadi lebih mudah. Lalu Kiara diadzani Bapak dan dimandikan Bu Bidan. 

Kiara kemudian tumbuh dan berkembang bersama Ibu dan Bapak. Kiara kemudian membawa sangat banyak sekali kebahagiaan. Ibu dan Bapak berhutanga banyak senyum dan tawa dengan Kiara.

Selamat empat tahun ya, nak. Ibu dan Bapak sayang Kiara selalu dan selamanya :)

0 komentar:

Posting Komentar