Ayah bekerja
Meski rambutnya mulai memutih
Meski keningnya menyisakan banyak garis memanjang, terlalu banyak berfikir
Meski kaki dan tangannya sering pegal, terlalu lelah membawa kendaraan
Ayah bekerja
dari aku kecil, hingga aku sebesar ini
Ingin aku katakan "cukup"
Namun aku tak tahu apa ayah akan mengerti atau tidak
Ayah bekerja
Walau aku merasa ini sudah sampai garis finish
Waktunya ayah menikmati udara pedesaan
Sudah cukup ayah menghirup banyak polusi perkotaan
Ayah,
Seharusnya sudah selesai
Biar aku bayar sekolah adik
Biar aku bayar listrik rumah
Biar aku yang hidupkan dapur
Sekarang,
Waktunya ayah terlepas dari lelah yang tak ampun menggerogogti tubuhmu
Cukuplah menikmati kopi di pagi hari sambil mendengar kicauan burung
atau mungkin ayah suka berkebun
Terima kasih ayah,
kerja kerasmu membentuk aku yang sekarang
kini bersukacitalah...
Ayah... kini saatnya kau beristirahat
Read More
Meski rambutnya mulai memutih
Meski keningnya menyisakan banyak garis memanjang, terlalu banyak berfikir
Meski kaki dan tangannya sering pegal, terlalu lelah membawa kendaraan
Ayah bekerja
dari aku kecil, hingga aku sebesar ini
Ingin aku katakan "cukup"
Namun aku tak tahu apa ayah akan mengerti atau tidak
Ayah bekerja
Walau aku merasa ini sudah sampai garis finish
Waktunya ayah menikmati udara pedesaan
Sudah cukup ayah menghirup banyak polusi perkotaan
Ayah,
Seharusnya sudah selesai
Biar aku bayar sekolah adik
Biar aku bayar listrik rumah
Biar aku yang hidupkan dapur
Sekarang,
Waktunya ayah terlepas dari lelah yang tak ampun menggerogogti tubuhmu
Cukuplah menikmati kopi di pagi hari sambil mendengar kicauan burung
atau mungkin ayah suka berkebun
Terima kasih ayah,
kerja kerasmu membentuk aku yang sekarang
kini bersukacitalah...
Ayah... kini saatnya kau beristirahat