Aku berdiri di pojok ruangan saja, tidak tahu sejak kapan aku disini, tak tahu pula sampai kapan aku akan disini. Aku berdiri di pojok ruangan sendiri saja. Terkadang kau hanya memerlukan ruang kosong yang tidak ada siapa-siapa di dalamnya. Kau tidak merasa takut, tidak pula merasa cemas, tidak pula merasa sendiri. Kau hanya merasa lelah, kau lelah berdiri di kaki sendiri dan lelah untuk mencari bahu ternyaman. Kau begitu sibuk mencari dan mengerti namun tak satupun kau temukan untuk kau ajak berlari.
Kemudian aku akan menangis sejadi-jadinya. Namun seberapa besar Hertz yang aku hasilkan. Aku jamin tak akan ada yang bisa mendengarnya. Aku menangis dalam diam. Aku bersedih namun tak ku biarkan siapapun mengetahuinya.
Mungkin aku dilanda semacam rindu. Rindu namun tak tahu harus bertemu siapa. Semacam jatuh cinta namun bertepuk sebelah tangan.
Aku membutuhkan topangan, aku membutuhkan kaki lain yang menguatkan. Aku membutuhkan bahu yang kapan saja siap aku sandarkan. Aku lelah untuk diajak berlelah-lelah. Aku ingin senyuman dan matahari yang hangat.
Aku berdoa, semoga suatu hari akan ada yang datang menyapa, mengajakku keluar dari ruangan hitam nan gelap gulita. Aku berharap semoga dia tak berlama-lama. Semoga...semoga..
Read More
Kemudian aku akan menangis sejadi-jadinya. Namun seberapa besar Hertz yang aku hasilkan. Aku jamin tak akan ada yang bisa mendengarnya. Aku menangis dalam diam. Aku bersedih namun tak ku biarkan siapapun mengetahuinya.
Mungkin aku dilanda semacam rindu. Rindu namun tak tahu harus bertemu siapa. Semacam jatuh cinta namun bertepuk sebelah tangan.
Aku membutuhkan topangan, aku membutuhkan kaki lain yang menguatkan. Aku membutuhkan bahu yang kapan saja siap aku sandarkan. Aku lelah untuk diajak berlelah-lelah. Aku ingin senyuman dan matahari yang hangat.
Aku berdoa, semoga suatu hari akan ada yang datang menyapa, mengajakku keluar dari ruangan hitam nan gelap gulita. Aku berharap semoga dia tak berlama-lama. Semoga...semoga..