Tatapan mereka seakan seperti sedang bertemu dengan pembunuh. Pandangannya kemudian akan menjadi sedikit curiga dan cenderung menjaga jarak.
Ekstrimis kah aku?
Balutan jilbabku, usahaku yang mungkin terlihat sedikit aneh karena harus terburu-buru kembali ke villa untuk mengejar waktu shalat dzuhur, apakah menjadikan aku sesosok yang menyeramkan?
Salah satu saudara muslimah kami dari Morocco bahkan merasa harus melepaskan jilbabnya untuk menyelesaikan Post Doctoral-nya. Dia bercerita bahwa hal ini dilakukannya demi merasa aman di negeri dimana muslim tidak hanya sekedar menjadi minoritas, namun sekaligus menjadi 'ancaman'. Ditambah negara asalnya adalah negara muslim, bertambah pula kecemasannya. Bahkan sering sekali shalatnya dijama'. Dzuhur ditarik ke waktu ashar. Tempat dan waktu untuk shalat begitu sulit, jikapun ada tentu akan menjadi santapan empuk tatapan mata dengan segala prasangka di dalamnya. Katanya semua orang tidak boleh menonjolkan identitas agamanya. Semuanya harus sama. Sehingga shalat dan jilbab dirasa menjadi 'pembeda' yang akan membahayakan dirinya.
Menjadi muslim. Dikaitkan dengan terorisme, bom, pembunuh, dan hal-hal menyeramkan lainnya.
Maka disini aku menjadi lebih ramah dari biasanya. Aku lebih banyak tersenyum dibandingkan saat di Indonesia dulu. Aku ingin menunjukan bahwa kami bukan sosok yang menakutkan, seperti yang mereka bayangkan.
Entah mengapa perjalanan ini membuka pikiranku lebih luas. Bahwasannya di setiap keputusan yang seseorang ambil, kita tidak bisa main menghakimi begitu saja. Setelah mereka mengungkapkan alasannya tentu kita akan lebih mengerti.
Ada yang memang tidak mau menikah karena memilih sekolah, atau bekerja untuk membangun karirnya.
Ada yang memilih menjadi ibu rumah tangga penuh waktu dan meninggalkan sekolahnya.
Tidak ada yang salah, tidak ada pilihan yang buruk.
Setiap orang punya alasan tersendiri untuk pilihannya masing-masing.
Aku mengerti, bahwa menghakimi seseorang dan merasa paling benar adalah hal yang benar-benar tidak bijak.
- Atlanta, Georgia
Rabu, 4 Oktober 2017
0 komentar:
Posting Komentar